Minggu, 09 September 2018

makalah konseling KB


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Komunikasi, informasi, edukasi (KIE) yang dilakukan dengan pendekatan multimedia dengan pesan-pesan yang disampaikan sesuai dengan sasaran dan melibatkan secara intensif unsur-unsur potensial lainya dalam usaha untuk meningkatkan, memantapkan penerimaan masyarakat.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.

2.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB?
2.      Apa saja tujuan konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB?
3.      Apa saja jenis-jenis konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB?
4.      Bagaimana langkah-langkah dalam konseling kesehatan reproduksi dan KB?
3.      Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah kami yaitu:
Untuk mnegetahui pengertia, tujuan, jenis-jenis dan langkah-langkah konseling kesehatan reproduksi dan KB.

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian KIE
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran komunikasi kepada penerima pesan untuk mendapatkan efek. Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang disampaikan). Edukasi adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif. Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.
2.2  Pengertian Konseling
Konseling adalah pertemuan tatap muka antara dua pihak, dimana satu pihak membantu pihak lain untuk mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri kemudian bertindak sesuai keputusannya.
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Dengan informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan ntuk memilih kontrasepsi (Informed Choice).
Beberapa Pengertian Konseling menurut para ahli
1.      Konseling adalah adalah prosespertukaran informasidan interaksi positif antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi (Lusa, 2009).
2.      Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana, bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat memberi pelayanan (Sulistyawati, 2011).
3.      Konseling adalah suatu hubungan timbal balik antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) yang bersifat profesional baik secara individu atau pun kelompok, yang dirancang untuk membantu konseli mencapai perubahan yang berarti dalam kehidupan (Yulifah, 2009).

2.3               Tujuan konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB
1.    Meningkatkan penerimaan. Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan, berbicara dan komunikasi non-verbal meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien.
2.    Menjamin pilihan yang cocok. Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien.
3.    Menjamin penggunaan yang efektif. Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut.
4.    Menjamin kelangsungan yang lebih lama. Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut, mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efek sampingya.
5.    Agar klien dapat dan ingin merencanakan, membuat pilihan, dan  klien tahu dimana mendapat pelayanan kesehatan yang ditawarkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan supaya konseling berhasil dengan baik adalah bahwa konseling merupakan suatu kegiatan dalam hubungan antar manusia, dimana kita melakukan serangkaian tindakan yang akhirnya akan memebantu peserta/ calon peserta memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

2.4                   Jenis-jenis konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB
Komponen penting dalam konseling dibagi 3 tahapan yaitu :
1.      Konseling Awal
Konseling umum dapat dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB ) serta kader yan sudah mendapatkan pelatihan onseling yang standar. Konselin umum sering dilaukan dilapangan (nonklinik). Tugas utama dipusatkan pada pemerian informasi KB, baik dalam kelompok kecil maupun secara perseorangan. Konseling umum meliputipenjelasan umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
a.       Bertujuan untuk menentukan metode apa yg diambil
b.      Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan membentu klien untuk memilih yang cocok untuknya.
2.       Konseling Khusus
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan / konselor. Pelayanan konseling spesifik dilakukan di klinik dan diupayakan agar diberikan secara perorangan di ruangan khusus. Pelayanan konseling di klinik dilakukan untuk melengkapi dan sebagai pemantapan hasil konseling lapangan. Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode yang diinginkan, alternatif, keuntungan-keterbatasan, akses, dan fasilitas layanan.
a.       Memberi kesempatan klien untuk bertanya dan membicarakan pengalaman.
b.      Mendapatkan informasi lebih rinci tentang konselingnya.
c.       Mendapatkan bantuan untuk memilih dan mendapatkan penerangan lebih jauh tentang penggunaannya.
3.      Konseling Tindak Lanjut
Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator / konselor / dokter / bidan. Pelayanan konselin ini jga dilakukan di klinik secara perseorangan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama dan pasca) serta penjelasan lisan / instruksi tertulis asuhan mandiri.
a.       Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
b.      Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yang serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat. Contohnya seperti Informed Choice dan Consent.
1.      Informed Choice
Informed choice merupakan bentuk persetujuan pilihan tentang: Metode kontrasepsi yang dipilih oleh klien setelah memahami kebutuhan reproduksi yang paling sesuai dengan dirinya atau keluarganya. Pilihan tersebut merupakan hasil bimbingan dan pemberian informasi yang obyektif, akurat dan mudah dimengerti oleh klien. Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia.
2.      Informed Consent
Informed consent merupakan :
1.      Bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur klinik suatu metode kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien.
2.      Harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut.
3.      Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga sebelumnya).

2.5          Langkah-langkah dalam konseling kesehatan reproduksi dan KB
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi klien yang baru,hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJUH.
Penerapan satu tujuh tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan, karena petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah yang satu dibandingkan langkah yang lainnya. Kata kunci satu tujuh adalah sebagai berikut:
SA: Sapa dan Salam pada klien secara terbuka dan sopan. Memberikan perhatian sepenuhnya pada meraka dan berbicara pada tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan yang dapat diperolehnya.
T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan,kepentingan,harapan,serta keadaan kesehatan dan kehiduypan keluarganya. Tanyaka kontrasepsi yang di inginkan oleh klien. Berikan perhatian perhatian pada kelien apa yang di sampaikan klien sesui dengan kata-kata , gerak isarat dan caranya. Coba tempatkan diri kita didalam hati klien. Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami penngetahuan, kebuutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya        U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini , serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskkan alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diingini olrh klien. Uraikan juga mengenai resiko penularan HIV/AIDS dan pilihan metode ganda.
U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa piihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontresepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskan alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diinginkan oleh klien. Uraikan juga mengenai risiko penularan HIV/AIDS dan pilihan metode ganda.
TU : Bantu lah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir mengenai apa yang paling sesui dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukan keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien mempertimbangkan kritwria dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan dukunga dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut pada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat menanyakan:apakah anda sudah memutuskan jenis kontrasepsi?atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan digunakan?

J: Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, juka diperlukan,perlihatkan alat atau obat kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat kontrasepsi tersebut digunakan dan bagai mana cara penggunaanya. Sekalilagi doronglah klien untuk bertanya dan petuga menjawab scara jelas dan terbuka. Beripenjelasan juga tentang manfaat ganda metode konrsasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS). Cek pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar .
U: Perlunya dilakukan kunjunagn Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.
2.6       Sikap yang Baik dalam Konseling
1.                   Memperlakukan klien dengan baik
Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan klien kepada orang lain.
2.                   Interaksi antara petugas dengan klien
Petugas harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda. Bantuan terbaik seorang petugas adalah dengan cara memahami bahwa klien adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu, petugas harus mendorong agar klien berani berbicara dan bertanya.
3.                   Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien
Dengan mendengarkan apa yang disampaikan lien berarti petugan belajar mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. Sebagai contoh pasangan muda yang baru menikah mungkin menginginkan lebih banyak informasi mengenai masalah penjarangan kelahiran. Bagi perempuan dengan usia dan jumlah anak cukup mungkin lebih menghendaki informasi mengenai metode operasi (tubektomi dam vasektomi). Sedangkan bagi pasangan muda yang belum menikah mungkin yang dikehendaki ialah informasi mengenai infeksi menular seksual (IMS). Dalam memberikan informasi petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien dan hendaknya menggunakan alat bantu visual (ABPK).
4.                   Menghindari pemberian informasi yang berlebihan
Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan pilihan (Informed Choice). Namun tidak semua klien dapat menangkap semua informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yan diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi yang penting. Hal ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan informasi petugas harus memberikan waktu kepada klien untuk berdiskusi, bertanya, dan mengajukan pendapat.
5.                   Membahas metode yang diinginkan klien
Petugas membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya, dan harus tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau menanggukkan penggunakan kontrasepsi. Didalam melakukan konseling petugas mengkaji apakah klien sudah mengerti mengenai jenis kontrasepsi, termasuk keuntungan dan kerugiannya serta bagaimana cara penggunaannya. Konseling mengenai kontraspsi yang dipilih dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis kontrasepsi dalam program keluarga berencana. Petugas mendorong klien untuk berpikir melihat persamaan yang ada dan membandingkan antar jenis kontrasepsi tersebut. Dengan cara ini petugas membantu klien untuk membuat suatu pilihan (Informed Choice). Jika tidak ada halangan dalam bidang kesehatan sebaiknya klien mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya. Bila memperoleh pelayanan kontrasepsi sesuai yang dipilihnya, klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih efektif.
6.                   Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya. Petugas juga memperlihatkan dan menjelaskan dengan fllip charts, poster, pamflet, atau halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian bahwa klien telah mengerti. Jika memungkinkan, klien dapat membawa bahan-bahan tersebut ke rumah. Ini akan membantu klien mengingat apa yang harus dilakukan juga harus memberitahu kepada orang lain.







BAB III
PENUTUP
3.1                   Kesimpulan
Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang disampaikan). Edukasi adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif.
Konseling adalah Proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematis dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan keterampilan klinik bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedanga dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
3.2          Saran
Pembaca diharapkan dapat mengetahui serta memahami lingkup KIE sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupannya tetapi tidak hanya terpaku pada makalah ini. Karena masih banyak referensi terbaru yang dapat dipelajari.









Daftar Pustaka

Affandi,B.,2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:
Salemba Medika.
Hanafi, Hartanto. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Yulifah, Rita dan Yuswanto Tri Johan Agus. 2009. Komunikasi dan Konseling
       dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika


Tidak ada komentar:

Posting Komentar