BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Komunikasi, informasi, edukasi (KIE) yang dilakukan dengan pendekatan
multimedia dengan pesan-pesan yang disampaikan sesuai dengan sasaran dan
melibatkan secara intensif unsur-unsur potensial lainya dalam usaha untuk meningkatkan,
memantapkan penerimaan masyarakat.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun
tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga
berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode
tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB,
kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh
kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah
satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan
perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana
berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi
serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih
berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih
metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat
kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang
cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu
dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan
kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.
2.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah kami yaitu:
1. Apa
yang dimaksud dengan konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB?
2. Apa
saja tujuan konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB?
3. Apa
saja jenis-jenis konseling dalam kesehatan reproduksi dan KB?
4. Bagaimana
langkah-langkah dalam konseling kesehatan reproduksi dan KB?
3.
Tujuan
Adapun
tujuan dalam makalah kami yaitu:
Untuk
mnegetahui pengertia, tujuan, jenis-jenis dan langkah-langkah konseling
kesehatan reproduksi dan KB.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian KIE
Komunikasi
adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran
komunikasi kepada penerima pesan untuk mendapatkan efek. Komunikasi kesehatan
adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat,
dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi pribadi maupun komunikasi
massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun
kenyataan yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang disampaikan). Edukasi adalah proses perubahan perilaku
kearah yang positif. Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut
dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus
dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.
2.2 Pengertian
Konseling
Konseling adalah pertemuan tatap muka antara dua pihak, dimana satu pihak
membantu pihak lain untuk mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri
kemudian bertindak sesuai keputusannya.
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling
berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi
yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Konseling yang baik juga akan
membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan
keberhasilan KB. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua
aspek pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Dengan informasi
yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam
memutuskan ntuk memilih kontrasepsi (Informed Choice).
Beberapa Pengertian Konseling menurut para ahli
1.
Konseling adalah adalah prosespertukaran informasidan
interaksi positif antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali
kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai
dengan kondisi yang sedang dihadapi (Lusa, 2009).
2.
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu
dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana, bukan hanya informasi yang
diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat memberi
pelayanan (Sulistyawati, 2011).
3.
Konseling adalah suatu hubungan timbal balik antara
konselor (bidan) dengan konseli (klien) yang bersifat profesional baik secara
individu atau pun kelompok, yang dirancang untuk membantu konseli mencapai
perubahan yang berarti dalam kehidupan (Yulifah, 2009).
2.3
Tujuan konseling dalam kesehatan
reproduksi dan KB
1.
Meningkatkan penerimaan. Informasi yang benar, diskusi
bebas dengan cara mendengarkan, berbicara dan komunikasi non-verbal
meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien.
2.
Menjamin pilihan yang cocok. Menjamin petugas dan
klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi
klien.
3.
Menjamin penggunaan yang efektif. Konseling efektif
diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar dan
mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut.
4.
Menjamin kelangsungan yang lebih lama. Kelangsungan
pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut,
mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efek sampingya.
5.
Agar klien dapat dan ingin merencanakan, membuat
pilihan, dan klien tahu dimana mendapat
pelayanan kesehatan yang ditawarkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan supaya konseling berhasil dengan baik
adalah bahwa konseling merupakan suatu kegiatan dalam hubungan antar manusia,
dimana kita melakukan serangkaian tindakan yang akhirnya akan memebantu
peserta/ calon peserta memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
2.4
Jenis-jenis konseling dalam
kesehatan reproduksi dan KB
Komponen
penting dalam konseling dibagi 3 tahapan yaitu :
1. Konseling
Awal
Konseling umum dapat dilakukan oleh
Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB ) serta kader yan sudah mendapatkan
pelatihan onseling yang standar. Konselin umum sering dilaukan dilapangan
(nonklinik). Tugas utama dipusatkan pada pemerian informasi KB, baik dalam
kelompok kecil maupun secara perseorangan. Konseling umum meliputipenjelasan
umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara
kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
a. Bertujuan
untuk menentukan metode apa yg diambil
b.
Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan
membentu klien untuk memilih yang cocok untuknya.
2.
Konseling
Khusus
Konseling spesifik dapat dilakukan
oleh dokter / bidan / konselor. Pelayanan konseling spesifik dilakukan di
klinik dan diupayakan agar diberikan secara perorangan di ruangan khusus.
Pelayanan konseling di klinik dilakukan untuk melengkapi dan sebagai pemantapan
hasil konseling lapangan. Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang
metode yang diinginkan, alternatif, keuntungan-keterbatasan, akses, dan
fasilitas layanan.
a.
Memberi kesempatan klien untuk bertanya dan
membicarakan pengalaman.
b.
Mendapatkan informasi lebih rinci tentang
konselingnya.
c.
Mendapatkan bantuan untuk memilih dan mendapatkan
penerangan lebih jauh tentang penggunaannya.
3.
Konseling Tindak Lanjut
Konseling pra dan pasca tindakan
dapat dilakukan oleh operator / konselor / dokter / bidan. Pelayanan konselin
ini jga dilakukan di klinik secara perseorangan. Konseling ini meliputi
penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama dan
pasca) serta penjelasan lisan / instruksi tertulis asuhan mandiri.
a.
Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
b.
Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yang
serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang ringan yang dapat diatasi di
tempat. Contohnya seperti Informed Choice dan Consent.
1.
Informed Choice
Informed choice merupakan bentuk
persetujuan pilihan tentang: Metode kontrasepsi yang dipilih oleh klien setelah
memahami kebutuhan reproduksi yang paling sesuai dengan dirinya atau
keluarganya. Pilihan tersebut merupakan hasil bimbingan dan pemberian informasi
yang obyektif, akurat dan mudah dimengerti oleh klien. Pilihan yang diambil
merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia.
2.
Informed Consent
Informed consent merupakan :
1.
Bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur
klinik suatu metode kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien.
2.
Harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya
apabila akibat kondisi tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut.
3.
Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung
risiko terhadap keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga
sebelumnya).
2.5
Langkah-langkah dalam konseling
kesehatan reproduksi dan KB
Dalam
memberikan konseling, khususnya bagi klien yang baru,hendaknya dapat diterapkan
enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJUH.
Penerapan
satu tujuh tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan, karena petugas
harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan
lebih banyak perhatian pada langkah yang satu dibandingkan langkah yang
lainnya. Kata kunci satu tujuh adalah sebagai berikut:
SA: Sapa dan
Salam pada klien secara terbuka dan sopan. Memberikan perhatian sepenuhnya pada
meraka dan berbicara pada tempat yang nyaman serta terjamin privasinya.
Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa
yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan yang dapat diperolehnya.
T: Tanyakan
pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai
pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan,kepentingan,harapan,serta
keadaan kesehatan dan kehiduypan keluarganya. Tanyaka kontrasepsi yang di
inginkan oleh klien. Berikan perhatian perhatian pada kelien apa yang di
sampaikan klien sesui dengan kata-kata , gerak isarat dan caranya. Coba
tempatkan diri kita didalam hati klien. Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan
memahami penngetahuan, kebuutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya
U:
Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi
yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah
klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini , serta jelaskan pula
jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskkan alternatif kontrasepsi
lain yang mungkin diingini olrh klien. Uraikan juga mengenai resiko penularan
HIV/AIDS dan pilihan metode ganda.
U: Uraikan
kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa piihan reproduksi yang paling
mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis
kontresepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi
lain yang ada. Juga jelaskan alternatif kontrasepsi lain yang mungkin
diinginkan oleh klien. Uraikan juga mengenai risiko penularan HIV/AIDS dan
pilihan metode ganda.
TU : Bantu lah
klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir mengenai apa yang paling
sesui dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukan
keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas
membantu klien mempertimbangkan kritwria dan keinginan klien terhadap setiap
jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan dukunga
dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut
pada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan
yang tepat. Petugas dapat menanyakan:apakah anda sudah memutuskan jenis
kontrasepsi?atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan digunakan?
J: Jelaskan
secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya. Setelah klien
memilih jenis kontrasepsinya, juka diperlukan,perlihatkan alat atau obat
kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat kontrasepsi tersebut digunakan dan
bagai mana cara penggunaanya. Sekalilagi doronglah klien untuk bertanya dan
petuga menjawab scara jelas dan terbuka. Beripenjelasan juga tentang manfaat
ganda metode konrsasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi menular
seksual (IMS). Cek pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya
dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar .
U: Perlunya
dilakukan kunjunagn Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan
kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika
dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi
suatu masalah.
2.6 Sikap yang Baik dalam Konseling
1.
Memperlakukan klien dengan baik
Petugas bersikap
sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan menciptakan suatu rasa
percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara terbuka dalam segala hal
termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa ia
tidak akan mendiskusikan klien kepada orang lain.
2.
Interaksi antara petugas dengan klien
Petugas
harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien karena setiap
klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda. Bantuan terbaik
seorang petugas adalah dengan cara memahami bahwa klien adalah manusia yang
membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu, petugas harus mendorong
agar klien berani berbicara dan bertanya.
3.
Memberikan informasi yang baik dan benar
kepada klien
Dengan
mendengarkan apa yang disampaikan lien berarti petugan belajar mendengarkan
informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. Sebagai contoh pasangan
muda yang baru menikah mungkin menginginkan lebih banyak informasi mengenai
masalah penjarangan kelahiran. Bagi perempuan dengan usia dan jumlah anak cukup
mungkin lebih menghendaki informasi mengenai metode operasi (tubektomi dam
vasektomi). Sedangkan bagi pasangan muda yang belum menikah mungkin yang
dikehendaki ialah informasi mengenai infeksi menular seksual (IMS). Dalam
memberikan informasi petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
klien dan hendaknya menggunakan alat bantu visual (ABPK).
4.
Menghindari pemberian informasi yang
berlebihan
Klien
membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan pilihan (Informed
Choice). Namun tidak semua klien dapat menangkap semua informasi tentang
berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yan diberikan akan
menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi yang penting. Hal
ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan informasi petugas harus
memberikan waktu kepada klien untuk berdiskusi, bertanya, dan mengajukan
pendapat.
5.
Membahas metode yang diinginkan klien
Petugas
membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya, dan harus tanggap
terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau menanggukkan
penggunakan kontrasepsi. Didalam melakukan konseling petugas mengkaji apakah
klien sudah mengerti mengenai jenis kontrasepsi, termasuk keuntungan dan
kerugiannya serta bagaimana cara penggunaannya. Konseling mengenai kontraspsi
yang dipilih dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis kontrasepsi dalam
program keluarga berencana. Petugas mendorong klien untuk berpikir melihat
persamaan yang ada dan membandingkan antar jenis kontrasepsi tersebut. Dengan
cara ini petugas membantu klien untuk membuat suatu pilihan (Informed Choice).
Jika tidak ada halangan dalam bidang kesehatan sebaiknya klien mempunyai
pilihan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya. Bila memperoleh pelayanan
kontrasepsi sesuai yang dipilihnya, klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut
lebih lama dan lebih efektif.
6.
Membantu klien untuk mengerti dan
mengingat
Petugas memberi
contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahaminya dengan
memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya. Petugas juga memperlihatkan
dan menjelaskan dengan fllip charts, poster, pamflet, atau halaman bergambar.
Petugas juga perlu melakukan penilaian bahwa klien telah mengerti. Jika
memungkinkan, klien dapat membawa bahan-bahan tersebut ke rumah. Ini akan
membantu klien mengingat apa yang harus dilakukan juga harus memberitahu kepada
orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku
positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi pribadi
maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui
masyarakat (pesan yang disampaikan). Edukasi adalah proses perubahan perilaku
kearah yang positif.
Konseling adalah Proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematis dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan keterampilan klinik bertujuan untuk membantu seseorang
mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedanga dihadapi dan menentukan
jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
3.2 Saran
Pembaca diharapkan dapat mengetahui serta memahami lingkup KIE sehingga dapat
diaplikasikan dalam kehidupannya tetapi tidak hanya terpaku pada makalah ini.
Karena masih banyak referensi terbaru yang dapat dipelajari.
Daftar
Pustaka
Affandi,B.,2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:
Salemba Medika.
Hanafi, Hartanto. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Yulifah, Rita dan Yuswanto Tri Johan Agus. 2009. Komunikasi dan Konseling
dalam Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar