Kamis, 29 September 2016

prosedur mencuci tangan yang baik dan benar





Hand Out
1.                  Prosedur Mencuci Tangan
            Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan, penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Boyce dan Pitter, 2002).
            Dalam  kehidupan sehari-hari banyak penyebaran penyakit yang melalui tangan,  oleh karena itu berikut indikasi mencuci tangan :
            1. Sebelum dan setelah kontak dengan kulit bayi atau cairan tubuh
            2. Sebelum melakukan teknik aseptic
            3. Sebelum memegang makanan
            4. Bila terlihat kotor
            5. Setelah dari toilet
            6. Setelah kontak dengan peralatan yang kotor atau berpotensi terkontaminasi
            7. Setelah melepaskan sarung tangan
Tujuan Mencuci Tangan
            Mencuci tangan merupakan suatu teknik yang paling mendasar untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh dimana tindakan ini dilakuakn dengan tujuan :
1.      Menghilangkan kotoran yang melekat di tangan
2.      Menghilangkan bau yang melekat di tangan
3.      Mencegah penyebaran infeksi silang
4.      Menjaga kondisi tangan agar tetap steril
5.      Memberikan perasaan yang segar dan bersih.
Adapun beberapa prosedur mencuci tangan:
a.      Mencuci tangan biasa
Cuci tangan biasa adalah proses pembuangan kotoran dan debu  secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir.
·         Peralatan dan perlengkapan
1. sabun biasa/ antiseptik
2. handuk bersih atau tisu
3. wastafel atau air mengalir
·          Prosedur pelaksanaan
1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2. Lepas cincin, jam tangan, dan gelang. 
3. Basahi kedua tangan degan menggunakan air mengalir      
4. Tuangkan sabun secukupnya        
     5. Ratakan sabun pada kedua telapak tangan

6.       Telapak dengan telapak




7.      Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dan telapak kiri di atas punggung tangan kanan


8.      Telapak dengan telapak dan jari saling terkait


9.      Letakkan pungguh jari pada telapak satunya dengan jari sering mengunci

10.  Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya


11.  Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak kanan dan sebaliknya
                       



12. Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, gerakkan memutar












13. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
14. Keringkan tangan dengan tisu sekali pakai atau handuk sampai benar-benar kering
15.Gunakan tisu//handuk  tersebut untuk menutup keran atau gunakan siku untuk menutup keran.
b.      Mencuci Tangan saat Bedah
Cuci tangan bedah adalah menghilangkan kotoran, debu dan organisme sementara secara mekanikal dan mengurangi flora tetap selama pembedahan. Tujuannya adalah mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme dari kedua belah tangan.
·                     Peralatan dan Perlengkapan
Adapun peralaan dan perlengkapan yang harus disiapkan sebagai berikut:
1.    Sabun biasa/antiseptik
2.    Bahan antiseptik
3.    Sikat  lembut DTT
4.    Spon
5.    Handuk steril / lap bersih dan  kering
6.    Wastafel atau air mengalir
·                     Prosedur Pelaksanaan
         
         

            

     


















Mikroorganisme tumbuh dan berkembang di lingkungan yang lembab dari air tidak mengalir maka dari itu ingat pedoman berikut pada saat mencuci tangan:
·         Bila menggunakan sabun pada (misalnya, sabun batangan), gunakan potongan-potongan kecil dan tempatkan dalam wadah yang dasarnya berlubang agar air tidak menggenangi potongan sabun tersebut
·         Jangan mencuci tangan dengan mencelupkannya ke dalam wadah berisi air meskipun air tersebut sudah diberi larutan antiseptik (seperti Dettol® atau Savlon®). Mikroorganisme dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam larutan tersebut
·         Bila tidak dengan air mengalir:
o    Gunakan ember tertutup dengan keran yang bisa ditutup pada saat mencuci tangan dan dibuka kembali jika akan membilas
o    Gunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bisa mengalir
o    Minta orang lain menyiram air ke tangan, atau
o    Gunakan larutan pencuci tangan yang mengandung alkohol (campurkan 100 ml 60-90% alkohol dengan 2 ml gliserin). Gunakan kurang lebih 2 ml dan gosok kedua tangan hingga kering, ulangi tiga kali.
·         Keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering.
Jangan menggunakan handuk yang juga digunakan oleh orang lain. Handuk basah/ lembab adalah tempat yang baik untuk pekembangbiakan mikroorganisme.
·         Bila tidak ada saluran air untuk membuang air yang digunakan, kumpulkan air di baskom dan buang saluran limbah atau jamban di kamar mandi.

2.                     Prosedur pemasangan sarung tangan
·         Pengertian Handscoon
Handscoon adalah yang biasa dipakai oleh tenaga medis untuk melindungi tangan dari kontak darah, semua jenis cairan tubuh, secret, selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi.
·         Tujuan penggunaan Handscoon
Tujuan penggunaan handscoon adalah untuk mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah terjadinya penularan kuman. Tindakan ini sangat diperlukan karena penggunaan sarung tangan adalah salah satu cara untuk mengurangi resiko transmisi patogen yang dapat ditularkan melalui darah
Berikut beberapa jenis sarung tangan:
1.                  Sarung tangan bersih
Sarung tangan bersih digunakan untuk tindakan medik, misal pemeriksaan dalam merawat luka terbuka.
2.                  Sarung tangan steril
Sarung tangan steril digunakan untuk tindakan bedah.
3.                  Sarung tangan rumah tangga
Sarung tangan rumah tangga digunakan untuk membersihkan instrumen dan alat kesehatan dan permukaan meja operasi dll.
-          Persiapan menggunakan sarung tangan
Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan
1.                  Kuku dijaga agar selalu pendek
2.                  Lepas cincin dan perhiasan lain
3.                  Cuci tangan sesuai prosedur
4.                  Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan dengan memisahkan sisi-sisinya
5.                  Jaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan bagian dalam pembungkusnya
6.                  Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan
-          Cara Memasang
1.                  Memasang untuk diri sendiri
Ø    Dengan tangan kiri ambilah sarung tangan kanan pada lipatan. Kemudian masukkan tangan kanan ke dalam sarung tangan.
Ø    Tangan kanan mengambil sarung tangan kiri dengan menyelipkan jari-jari dibawah lipatan sarung tangan, masukkanlah jari-jari tangan kiri ke dalam sarung tangan tersebut
Ø    Cuf baju/jubah operasi dengan ujung lengan baju harus masuk ke dalam sarung tangan tersebut. Karena anda telah steril, maka harus hati-hati tidak boleh terkontaminasi.
2.                  Memasang untuk orang lain
Ø    Ambil sarung tangan sebelah kanan
Ø    Pegang sarung tangan setinggi pinggang dengan ibu jari kearah dokter dengan lipatan cuf diatas jari-jari anda
Ø    Kemudian pemakai akan memasukkan tangan kanannya
Ø    Lepaskan lipatan sarung tangan diatas cuf baju
Ø    Ulangi prosedur diatas untuk tangan kiri
-          Cara melepas sarung tangan
Ø    Usahakan lepas handscoon diatas larutan klorin
Ø  Jepit pada bagian luarnya dengan tangan yang telah digunakan dalam keadaan terbaik untuk yang kanan dan kiri.

3. Menyiapkan Larutan Sterilisasi
A.                Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.

B.       Jenis peralatan yang dapat disterilkan
(1)Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
(2)Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
(3)Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.
(4)Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
(5)Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom dan lain-lain.
(6)Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
(7)Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya selang infus dan lain-lain.
(8)Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.
C. Berbagai cara pelaksanaan sterilisasi
-                       Sterilisasi Secara Fisika
1.      Pemanasan Kering
a.Udara panas oven
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu. Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam.  Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160°C paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga range 150-170°C digunakan untuk streilisasi panas kering dan lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 170oC. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.
b). Minyak dan penangas lain
Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat disterilisasi dengan mencelupkannya, dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 1620C. larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.
c). Pemijaran langsung
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.
2. Panas Lembab
a)uap bertekanan
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain. Sterilisisasi termal menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf. Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi, karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus yang divalidasi.
Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di bawah tekanan yang merupakan cara sterilisasi yang paling banyak digunakan. Penyebab kematian dengan cara sterilisasi panas terhadap lembab berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme oleh panas lembab adalah hasil koagulasi protein sel, berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme yang paling penting adalah proses oksidasi.
b). Pemanasan dengan bakterisida
Ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap pans pada 100oC. adanya bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf. Larutan yang ditumbuhkan bakterisida ini dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100oC selama 20 menit dalam pensterilisasi uap atau penangas air. Bakterisida yang dapat digunakan termasuk 0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau 0.002% fenil merkuri nitrat saat larutan dosis tunggal lebih dari 15 ml larutan obat untuk injeksi intratekal atau gastro intestinal sehingga tidak dibuat dengan metode ini.
c). Air mendidih
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-bahan logam.
-                       Sterilisasi Secara Kimia
     1. Sterilisasi Gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat
Etilen oksida bereaksi sebagai bakterisida dengan alkalis asam amino, hidroksi atau gugus sulfur dari enzim seluler atau protein. Beberapa lembab dibutuhkan untuk etilen oksida berpenetrasi dan menghancurkan sel. Kelembaban rendah misalnya minimal 20%, angka kematian tidak logaritmik (tidak nyata). Tetapi mikroorganisme muncul peningkatan resistensinya dengan penurunan kelembaban.
2.      Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia   
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kena panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.
-                      Sterilisasi Secara Mekanik
     1. Filter Bakteri
Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya. Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain.
Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus.
     2. Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air. Karena larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml. Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat.     
     3. Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
     4. Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.
     5. Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
     6. Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.











Penutup
-          Kesimpulan
Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin.
Handscoon adalah yang biasa dipakai oleh tenaga medis untuk melindungi tangan dari kontak darah, semua jenis cairan tubuh, secret, selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi.
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar